Senin, 11 Februari 2013

Upaya Penaggulangan Global Warming


Upaya Penaggulangan Global Warming ( Pemanasan Global )

Banyak hal yang bisa kita lakukan sebagai warga Bumi untuk turut berperan serta mengatasi peristiwa Pemanasan Global (Global Warming) dan Perubahan Iklim (Climate Change) yang sedang dialami Bumi, dimulai dari hal-hal kecil yang dapat dilakukan oleh semua orang dari rumah tempat kita tinggal, diantaranya seperti hal-hal berikut ini:

Hemat Pemakaian Listrik :
Matikan peralatan listrik jika sedang tidak digunakan.
Hanya menggunakan peralatan listrik ketika kita membutuhkannya.
Tidak menggunakan peralatan yang menggunakan listrik; jika dapat dengan mudah dilakukan dengan tangan, seperti membuka kaleng, botol dsb.
Hubungkan lampu di halaman rumah dengan sebuah alat pengatur waktu (timer) atau fotocel sinar matahari.
Gunakan jenis lampu fluorescent dan lampu hemat energi untuk menghemat listrik. Jenis lampu hemat energi akan memangkas 80 % boros listrik daripada lampu pijar.
Matikan peralatan listrik dan gunakan penerangan seminimal mungkin di malam hari ketika akan pergi tidur.
Matikan pemanas air sebelum Anda berangkat untuk pergi berlibur.
Ganti  kulkas lama jika sudah boros listrik dan jangan lupa defrost kulkas anda secara teratur.
Bersihkan dan keluarkan barang/makanan yang tidak perlu dari kulkas setiap minggu.
Jangan masukkan makanan panas di dalam lemari es.
Jangan terlalu sering dan dalam waktu lama membuka pintu lemari es, karena akan boros listrik.
 
Hemat Pemakaian Air :
Jangan mencuci piring dengan air yang mengalir terus menerus.
Jangan menggosok gigi, juga dengan kran air yang mengalir, karena air akan banyak terbuang dalam 1 menit terbuang sekitar 10 liter.
Mandi menggunakan gayung yang terukur dan seperlunya, daripada pakai kran shower dengan air mengalir atau berendam pada ‘bath-tub’. Demikian pula untuk mencuci mobil, cukup gunakan ember dan gayung daripada menggunakan selang dengan air mengalir.
Gunakan air dingin pada mesin cuci daripada air panas.
Flush toilet seperlunya (jangan terlalu sering).
Pastikan pelampung/radar pada tangki penyimpanan air bekerja dengan baik, demikian juga pada kran dan monoblock di toilet, cegah kebocoran agar tidak boros air.
Cuci pakaian dengan air dingin, bukannya air panas.
Gunakan air bilasan cucian pakaian terakhir untuk menyiram tanaman Anda. Gunakan air bilasan cucian beras, buah dan sayur juga untuk menyiram tanaman.
Tadah air hujan dan manfaatkan untuk menyiram tanaman, membersihkan lantai dsb.

Manfaatkan Sumber Energi dari Alam :
Gunakan tenaga surya untuk rumah dan pemanas air.
Gunakan sinar matahari untuk mengeringkan pakaian Anda.
Gunakan pencahayaan dari sinar matahari secara optimal, bukannya mengandalkan lampu listrik.
Buka jendela, agar angin dapat berhembus masuk untuk menyejukkan dan menyegarkan  ruangan di rumah anda, daripada menggunakan penyejuk udara buatan yang boros listrik seperti AC. 
Jika tetap menggunakan AC, jangan lupa bersihkan AC secara teratur, akan menghemat listrik. 
Jangan lupa setel ‘timer’ pada AC agar berhenti pada saat sebelum fajar.
Exhaust fan juga bisa digunakan untuk membantu pertukaran udara segar di dalam ruang, jika sirkulasi angin belum maksimal.

Jika ingin, membangun rumah tinggal jangan lupa memanfaatkan sirkulasi udara angin dan cahaya alamiah dari matahari secara optimal. Pada Negara yang sudah sangat peduli Bumi, seperti Swedia, Denmark dan juga Jepang, pemakaian listrik sudah mulai memanfaatkan tenaga kincir angin dan panel surya, mudah-mudahan di Indonesia bisa segera diterapkan juga, mengingat listrik dari PLN pun sekarang belum bisa menjangkau seluruh peloksok daerah terutama daerah terpencil.   Sumber energi alam lain yang bisa dimanfaatkan adalah tenaga air (mikrohidro) dan panas bumi (geothermal). Kesemuanya ini merupakan sumber energi alam yang ramah lingkungan.
Gunakan juga kaca berwarna hijau untuk mengurangi panas di rumah Anda.
REUSE (Gunakan Kembali) Dan lain-lainnya :
Gunakan keramik atau gelas cangkir kopi bukan cangkir sekali pakai seperti yang terbuat dari plastic dan Styrofoam.
Gunakan kembali kantong plastik dan wadah penyimpan barang lainnya.
Gunakan kertas bekas surat dan amplopnya, kalender bekas, untuk kertas corat-coret atau catatan keperluan sehari-hari.
Gunakan kembali kertas HVS yang baru dipakai 1 muka menjadi 2 muka atau bolak-balik.
Gunakan kain serbet, sapu tangan yang bisa digunakan kembali daripada kertas tissue dan kertas pembersih sekali pakai lainnya.
Gunakan ‘reusable’  piring, botol minum dan alat makan yang bukan sekali pakai.
Gunakan wadah  yang dapat digunakan kembali  untuk menyimpan makanan, bukannya aluminium foil dan bahan plastik lainnya.
Reuse kemasan dari bahan karton untuk pengiriman barang.
Gunakan kembali koran lama untuk membungkus dan ‘mengepak’ barang.
Berbelanja ke toko dengan tas kanvas daripada menggunakan tas kertas dan kantong plastik.
Simpan gantungan kawat dan mengembalikan atau menggunakannya kembali ketika ke binatu.
Mengecat dengan kuas dan rol yang bisa dipakai lagi daripada menggunakan cat semprot yang mengeluarkan emisi berbahaya.

REDUCE ( Berhemat ) Dan lain-lainnya :
Hemat penggunaan kertas dan tissue karena terbuat dari kayu yang harus ditebang dari pohon di hutan, sedangkan hutan dibutuhkan untuk menetralisir emisi CO2 di udara.
Memelihara, merawat dan memperbaiki barang-barang yang kita miliki dan sudah digunakan daripada sering membeli baru.
Hanya membeli perangkat mebel. yang benar-benar digunakan.
Beli dan gunakan  baterai ‘rechargeable’ untuk perangkat yang sering digunakan. 
Prioritaskan membeli produk yang berlabel ramah lingkungan.
Beli dan makan sayuran organik, pasti lebih menyehatkan dan ramah lingkungan.
Beli produk-produk buatan lokal untuk mengurangi buangan emisi dari transportasi.
Beli makanan/minuman, sayuran/buah-buahan lokal, karena lebih murah dan lebih terjamin kesegarannya.
Beli produk yang bisa didaur ulang atau terbuat dari bahan daur ulang.
Hindari produk dengan beberapa lapis kemasan, jika hanya satu juga cukup.
Dengan kata lain jika memungkinkan beli produk dalam jumlah grosir yang lebih murah dan hemat kemasan daripada beli eceran yang lebih mahal dan butuh banyak kemasan. Contoh pembelian sabun cuci ukuran 1 kg, lebih baik dari pada ukuran sachet kecil.
Hindari membeli produk makanan yang dikemas dalam plastik atau wadah styrofoam karena  tidak dapat didaur ulang. 
Hindari atau kurangi juga pemakaian peralatan makan/minum seperti sendok/garpu dan sedotan minuman yang terbuat dari plastik.
Hindari ‘fast food’ karena jenis makanan ini merupakan penghasil sampah terbesar di dunia, selain itu juga kurang baik terhadap kesehatan.
Minimalkan penggunaan pestisida.
Hindari penggunaan ‘racun tikus’ dari bahan kimia, jika ingin membunuh atau mengusir tikus, tapi gunakan jebakan tikus tradisional dengan umpan ikan asin misalnya.
Berhenti menggunakan semprotan aerosol untuk mengurangi CFC yang akan mengganggu lapisan Ozon Bumi.
Kurangi penggunaan bahan kimia saat membersihkan semua sudut rumah.
Jangan membeli produk yang dibuat dari hewan langka. 
Mengurangi konsumsi daging (flexitarian) atau bila memungkinkan jadilah vegetarian.

RECYCLE ( Daur Ulang ) Dan lain-lainnya :
Gunakan pakaian yang terbuat dari bahan yang ramah lingkungan.
Gunakan tas daur ulang untuk menyelamatkan lingkungan. 
Recycle segalanya: koran, botol dan kaleng, plastik, kulit, kaca dan aluminium serta bahan anorganik lainnya.
Bagi Anda yang suka berkreasi manfaatkan sampah non organik untuk didaur ulang menjadi produk kerajinan tangan yang indah.
Kumpulkan sampah dan buang di tempat yang sesuai dengan peruntukkannya, jika memungkinkan pisahkan yang organik dan non organik. Sampah organik bisa dimanfaatkan untuk pupuk kompos sedangkan yang non organik bisa diolah kembali menjadi barang yang memberikan manfaat, daripada dibuang sembarangan misalnya ke sungai, danau dan laut terutama yang terbuat dari plastik sungguh akan merusak lingkungan, karena bahan plastik yang asal mulanya dibuat dari minyak bumi ini, baru bisa terurai minimal setelah mencapai waktu 200 tahun ! Oleh karenanya, jangan buang sampah an organik secara sembarangan, karena bisa mencemari lingkungan.
Barang plastik bekas seperti: ember, kemasan cat dinding, botol bekas minuman dan lainnya bisa dipakai ulang atau dikreasikan menjadi pot tanaman yang indah.
Jika tidak mau menggunakannya kembali, segera sumbangkan atau berikan kepada orang lain atau organisasi yang mau menampung dan mengolah sampah anorganik ini.
Demikian pula pakaian bekas layak pakai dan peralatan rumah tangga yang sudah tidak digunakan atau didaur ulang sebaiknya disumbangkan kepada yang mau menerima dan memanfaatkannya lagi.
Jangan biasakan membuang-buang makanan walau sedikit pun karena sisa-sisa makanan dapat mengeluarkan gas metana di tempat terbuka seperti TPA sampah.
Kompos sisa sayuran, kulit buah dsb. dari dapur Anda.
Mulai olah sampah organik menjadi kompos yang dapat digunakan sebagai pupuk tanaman.
Kompos daun kering dan sampah, atau  bawa ke sebuah tempat pendaur
ulang sampah.
Hijaukan Lingkungan ( Go Green ) Dan yang lainnya:
Ayo mulai tanam pohon di halaman rumah (Go Green). Pohon-pohon yang kita tanam di halaman rumah sekecil apa pun halamannya, sudah pasti akan berperan untuk menetralisir CO2 di udara sekaligus menyegarkan dan menyehatkan kita. Jadi jangan ragu untuk mulai menanam pohon dan terus tambah koleksi tanaman di halaman rumah. Mau tanaman hias, bunga, buah atau apotik hidup, sayuran dan bumbu dapur tidak masalah. Dan jika sebagian besar warga bumi melakukannya, akan memberikan manfaat yang sangat signifikan untuk mereduksi CO2 di udara dan pada akhirnya pemanasan global pun dapat diredam.  
Gunakan pupuk organik untuk menyuburkan tanaman, atau pupuk kompos yang bisa kita buat sendiri, lebih hemat dan ramah lingkungan.

Informasikan Bahaya Pemanasan Global, Dan yang lainnya:
Beritahu kepada sebanyak mungkin orang sebagai warga Bumi, akan bahaya Pemanasan Global.
Ajarkan anak dan cucu untuk menghormati serta turut menjaga alam dan lingkungan.
Luangkan waktu Anda untuk memberi informasi atau terlibat dalam kegiatan sosial untuk membantu menyayangi Bumi. Berikan sumbangan uang, tenaga dan pikiran serta barang-barang yang dapat didaur ulang pada yayasan atau organisasi sosial yang menangani proyek-proyek konservasi alam lingkungan.
Efisiensi Penggunaan Kendaraan Bermotor :
Cari lokasi rumah tempat tinggal yang dekat dengan kantor tempat bekerja atau tempat anak-anak sekolah.
Biasakan berjalan atau bersepeda, yang tentunya lebih menyehatkan dan ramah lingkungan, misalnya untuk tujuan dekat seperti berbelanja ke supermarket di sekitar rumah.
Untuk jarak yang lebih jauh, jika memungkinkan gunakan angkutan umum massal, seperti busway dan kereta api.
Naik kendaraan pribadi bersama-sama secara bergantian misalnya dengan teman atau saudara yang kebetulan searah atau setujuan.

Jika harus naik kendaraan bermotor pribadi, untuk bepergian :
Gunakan mobil yang sesuai dengan kebutuhan keluarga atau lebih besar.
Gunakan energi hijau terbarukan seperti biofuel, antara lain biodiesel dan bioetanol (nama dagang Pertamina : biosolar, biopremium dan biopertamax).
Matikan mesin motor/mobil saat pengisian bahan bakar. Jangan mengemudi di atas ambang batas kecepatan yang dianjurkan. 
Jangan membawa barang-barang yang tidak perlu dalam bagasi mobil. 
Periksakan mobil secara teratur untuk memastikan dalam kondisi baik. 
Periksa tekanan angin pada ban mobil secara teratur berkala. 
Periksa minyak/oli mesin, rem, kopling, gardan dsb. Cek kemungkinan kebocoran atau kerusakan lainnya, dan jangan lupa mendaur ulang minyak/oli motor/mobil anda. 
Rawat mobil dengan menyetel ulang mesin (tuned up) dan  mengganti oli mesin secara berkala, agar kondisi mesin tetap prima saat akan digunakan.  
Gunakan ban radial untuk meningkatkan kemampuan jalan kendaraan.
Jaga kondisi roda ban agar seimbang tidak bergetar dengan melakukan ‘spooring & balancing’ sehingga mobil nyaman dikendarai.
Jika harus mengemudi mobil untuk jarak yang sangat jauh, jangan lupa beristirahat misalnya pada ‘rest area’ di jalan tol untuk menjaga stamina pengemudi mau pun kondisi mesin.
Beli motor/mobil baru atau pun bekas yang lebih efisien bahan bakar dan menghasilkan emisi buangan yang lebih rendah agar tidak terlalu banyak menyumbang CO2 ke udara. 
Jika memungkinkan beli dan gunakan mobil ramah lingkungan, misalnya yang menggunakan teknologi panel tenaga sinar matahari dan hibrida.
Semoga informasi ini bisa bermanfaat, dan kita juga ikut menjadi sebagai bagian dari solusi, serta ikut berpartisipasi aktif dalam menghadapi Peristiwa Pemanasan Global yang terjadi saat ini. Semoga semua langkah-langkah kecil tersebut di atas jika sebagian besar warga Bumi melakukannya ditambah kebijakan pro lingkungan dari para pemimpin dunia untuk menekan emisi global, khususnya pada Pertemuan Perubahan Iklim di Kopenhagen, dapat memberikan hasil positif demi terciptanya Bumi yang lebih baik agar dapat diwariskan dan dinikmati oleh generasi penerus, yaitu anak cucu kita sendiri.







Upaya Pelestarian Lingkungan

Upaya Pelestarian Lingkungan 
       
.
Kerusakan lingkungan hidup terjadi sebagai ulah akibat tangan-tangan manusia yang tidak bertanggung jawab dalam memanfaatkan sumber daya yang terkandung di alam. Jika proses perusakan unsur-unsur lingkungan hidup tersebut terus menerus dibiarkan berlangsung, kualitas lingkungan hidup akan semakin parah. Oleh karena itu, manusia sebagai aktor yang paling berperan dalam menjaga kelestarian dan keseimbangan lingkungan hidup perlu melakukan upaya yang dapat mengembalikan keseimbangan lingkungan agar kehidupan umat manusia dan makhluk hidup lainnya dapat ber kelanjutan
       Upaya pelestarian lingkungan hidup merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah dan masyarakat. Berkaitan dengan hal tersebut, pemerintah telah mengeluarkan peraturan yang berkaitan dengan pengaturan dan pengelolaan lingkungan hidup, yaitu Undang- Undang Nomor 23 Tahun 1997 tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup. Undang-undang tersebut kemudian dijabarkan lebih lanjut dalam Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1999 mengenai Analisis Dampak Lingkungan, PP No. 19 Tahun 1999 mengenai Pengendalian Pencemaran Danau atau Perusakan Laut, dan Peraturan Pemerintah No. 41 Tahun 1999 tentang Pengendalian Pencemaran Udara, serta Undang Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup.
       Adapun inti dari peraturan-peraturan tersebut adalah bagaimana manusia dapat mengelola dan memanfaatkan sumber daya lingkungan secara arif dan bijaksana tanpa harus merusaknya. Apabila ada penduduk baik secara individu maupun kelompok melanggar aturan tersebut maka sudah sepantasnya dikenai sanksi yang setimpal tanpa memandang status. Di lain pihak, masyarakat hendaknya mendukung program-program pemerintah yang berkaitan dengan upaya pelestarian lingkungan. 

       Beberapa contoh bentuk upaya pengelolaan dan pelestarian lingkungan hidup pada wilayah daratan, antara lain sebagai berikut.
1.    Reboisasi, yaitu berupa penanaman kembali tanaman terutama pada daerah-daerah perbukitan yang telah gundul.
2.    Rehabilitasi lahan, yaitu pengembalian tingkat kesuburan tanah-tanah yang kritis dan tidak produktif.
3.    Pengaturan tata guna lahan serta pola tata ruang wilayah sesuai dengan karakteristik dan peruntukan lahan.
4.    Menjaga daerah resapan air (catchment area) diupayakan senantiasa hijau dengan cara ditanami oleh berbagai jenis tanaman keras sehingga dapat menyerap air dengan kuantitas yang banyak yang pada akhirnya dapat mencegah banjir, serta menjadi persediaan air tanah.
5.    Pembuatan sengkedan (terasering) atau lorak mati bagi daerahdaerah pertanian yang memiliki kemiringan lahan curam yang rentan terhadap erosi.
6.    Rotasi tanaman baik secara tumpangsari maupun tumpang gilir, agar unsur-unsur hara dan kandungan organik tanah tidak selamanya dikonsumsi oleh satu jenis tanaman. 
7.    Penanaman dan pemeliharaan hutan kota. Hal ini dimaksudkan supaya kota tidak terlalu panas dan terkesan lebih indah. Mengingat pentingnya hutan di daerah perkotaan, hutan kota sering dinamakan paru-paru kota.    
 Adapun upaya pelestarian lingkungan perairan antara lain melalui upaya-upaya sebagai berikut.
1.    Larangan pembuangan limbah rumah tangga agar tidak langsung ke sungai.  
2.    Penyediaan tempat sampah, terutama di daerah pantai yang dijadikan lokasi wisata. 
3.    Menghindari terjadinya kebocoran tangki-tangki pengangkut bahan bakar minyak pada wilayah laut.
4.    Memberlakukan Surat Izin Pengambilan Air ( SIPA ) terutama untuk kegiatan industri yang memerlukan air. 
5.    Netralisasi limbah industri sebelum dibuang ke sungai. Dengan demikian, setiap pabrik atau industri wajib memiliki unit pengolah limbah yang dikenal dengan istilah Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL).
6.    Mengontrol kadar polusi udara dan memberi informasi jika kadar polusi melebihi ambang batas, yang dikenal dengan emisi gas buang. 
7.    Penegakan hukum bagi pelaku tindakan pengelolaan sumber daya perikanan yang menggunakan alat tangkap ikan pukat harimau atau sejenisnya yang bersifat merugikan.
8.    Pencagaran habitat-habitat laut yang memiliki nilai sumber daya yang tinggi, seperti yang telah diberlakukan pada Taman Laut Bunaken dan Taman Laut Kepulauan Seribu.

UPAYA PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP 
Sebagai warga negara yang baik, masyarakat harus memiliki kepedulian yang tinggi terhadap kelestarian lingkungan hidup di sekitarnya sesuai dengan kemampuan masing-masing. Beberapa upaya yang dapat dilakuklan masyarakat berkaitan dengan pelestarian lingkungan hidup antara lain:

# Pelestarian tanah (tanah datar, lahan miring/perbukitan)

Terjadinya bencana tanah longsor dan banjir menunjukkan peristiwa yang berkaitan dengan masalah tanah. Banjir telah menyebabkan pengikisan lapisan tanah oleh aliran air yang disebut erosi yang berdampak pada hilangnya kesuburan tanah serta terkikisnya lapisan tanah dari permukaan bumi. Tanah longsor disebabkan karena tak ada lagi unsur yang menahan lapisan tanah pada tempatnya sehingga menimbulkan kerusakan. Jika hal tersebut dibiarkan terus berlangsung, maka bukan mustahil jika lingkungan berubah menjadi padang tandus. Upaya pelestarian tanah dapat dilakukan dengan cara menggalakkan kegiatan menanam pohon atau penghijauan kembali (reboisasi) terhadap tanah yang semula gundul. Untuk daerah perbukitan atau pegunungan yang posisi tanahnya miring perlu dibangun terasering atau sengkedan, sehingga mampu menghambat laju aliran air hujan.

# Pelestarian udara

Udara merupakan unsur vital bagi kehidupan, karena setiap organisme bernapas memerlukan udara. Kalian mengetahui bahwa dalam udara terkandung beranekaragam gas, salah satunya oksigen. Udara yang kotor karena debu atau pun asap sisa pembakaran menyebabkan kadar oksigen berkurang. Keadaan ini sangat membahayakan bagi kelangsungan hidup setiap organisme. Maka perlu diupayakan kiat-kiat untuk menjaga kesegaran udara lingkungan agar tetap bersih, segar, dan sehat. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga agar udara tetap bersih dan sehat antara lain:

1. Menggalakkan penanaman pohon atau pun tanaman hias di sekitar kita. Tanaman dapat menyerap gas-gas yang membahayakan bagi manusia. Tanaman mampu memproduksi oksigen melalui proses fotosintesis. Rusaknya hutan menyebabkan jutaan tanaman lenyap sehingga produksi oksigen bagi atmosfer jauh berkurang, di samping itu tumbuhan juga mengeluarkan uap air, sehingga kelembapan udara akan tetap terjaga.
2. Mengupayakan pengurangan emisi atau pembuangan gas sisa pembakaran, baik pembakaran hutan maupun pembakaran mesin. Asap yang keluar dari knalpot kendaraan dan cerobong asap merupakan penyumbang terbesar kotornya udara di perkotaan dan kawasan industri. Salah satu upaya pengurangan emisi gas berbahaya ke udara adalah dengan menggunakan bahan industri yang aman bagi lingkungan, serta pemasangan filter pada cerobong asap pabrik.
3. Mengurangi atau bahkan menghindari pemakaian gas kimia yang dapat merusak lapisan ozon di atmosfer. Gas freon yang digunakan untuk pendingin pada AC maupun kulkas serta dipergunakan di berbagai produk kosmetika, adalah gas yang dapat bersenyawa dengan gas ozon, sehingga mengakibatkan lapisan ozon menyusut. Lapisan ozon adalah lapisan di atmosfer yang berperan sebagai filter bagi bumi, karena mampu memantulkan kembali sinar ultraviolet ke luar angkasa yang dipancarkan oleh matahari. Sinar ultraviolet yang berlebihan akan merusakkan jaringan kulit dan menyebabkan meningkatnya suhu udara. Pemanasan global terjadi di antaranya karena makin menipisnya lapisan ozon di atmosfer.

# Pelestarian hutan

Eksploitasi hutan yang terus menerus berlangsung sejak dahulu hingga kini tanpa diimbangi dengan penanaman kembali, menyebabkan kawasan hutan menjadi rusak. Pembalakan liar yang dilakukan manusia merupakan salah satu penyebab utama terjadinya kerusakan hutan. Padahal hutan merupakan penopang kelestarian kehidupan di bumi, sebab hutan bukan hanya menyediakan bahan pangan maupun bahan produksi, melainkan juga penghasil oksigen, penahan lapisan tanah, dan menyimpan cadangan air.

Upaya yang dapat dilakukan untuk melestarikan hutan:

1. Reboisasi atau penanaman kembali hutan yang gundul.
2. Melarang pembabatan hutan secara sewenang-wenang.
3. Menerapkan sistem tebang pilih dalam menebang pohon.
4. Menerapkan sistem tebang–tanam dalam kegiatan penebangan hutan.
5. Menerapkan sanksi yang berat bagi mereka yang melanggar ketentuan mengenai pengelolaan hutan.

# Pelestarian laut dan pantai

Seperti halnya hutan, laut juga sebagai sumber daya alam potensial. Kerusakan biota laut dan pantai banyak disebabkan karena ulah manusia. Pengambilan pasir pantai, karang di laut, pengrusakan hutan bakau, merupakan kegatan-kegiatan manusia yang mengancam kelestarian laut dan pantai. Terjadinya abrasi yang mengancam kelestarian pantai disebabkan telah hilangnya hutan bakau di sekitar pantai yang merupakan pelindung alami terhadap gempuran ombak.

Adapun upaya untuk melestarikan laut dan pantai dapat dilakukan dengan cara:

1. Melakukan reklamasi pantai dengan menanam kembali tanaman bakau di areal sekitar pantai.
2. Melarang pengambilan batu karang yang ada di sekitar pantai maupun di dasar laut, karena karang merupakan habitat ikan dan tanaman laut.
3. Melarang pemakaian bahan peledak dan bahan kimia lainnya dalam mencari ikan.
4. Melarang pemakaian pukat harimau untuk mencari ikan.

# Pelestarian flora dan fauna

Kehidupan di bumi merupakan sistem ketergantungan antara manusia, hewan, tumbuhan, dan alam sekitarnya. Terputusnya salah satu mata rantai dari sistem tersebut akan mengakibatkan gangguan dalam kehidupan.

Oleh karena itu, kelestarian flora dan fauna merupakan hal yang mutlak diperhatikan demi kelangsungan hidup manusia. Upaya yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian flora dan fauna di antaranya adalah:

1. Mendirikan cagar alam dan suaka margasatwa.
2. Melarang kegiatan perburuan liar.
3. Menggalakkan kegiatan penghijauan.





sumber

PEMANASAN GLOBAL

PEMANASAN GLOBAL


Pemanasan global (Inggrisglobal warming) adalah suatu proses meningkatnya suhu rata-rata atmosferlaut, dan daratan Bumi.
Suhu rata-rata global pada permukaan Bumi telah meningkat 0.74 ± 0.18 °C (1.33 ± 0.32 °F) selama seratus tahun terakhir.Intergovernmental Panel on Climate Change (IPCC) menyimpulkan bahwa, "sebagian besar peningkatan suhu rata-rata global sejak pertengahan abad ke-20 kemungkinan besar disebabkan oleh meningkatnya konsentrasi gas-gas rumah kaca akibat aktivitas manusia"[1]melalui efek rumah kaca. Kesimpulan dasar ini telah dikemukakan oleh setidaknya 30 badan ilmiah dan akademik, termasuk semua akademi sains nasional dari negara-negara G8. Akan tetapi, masih terdapat beberapa ilmuwan yang tidak setuju dengan beberapa kesimpulan yang dikemukakan IPCC tersebut.
Model iklim yang dijadikan acuan oleh projek IPCC menunjukkan suhu permukaan global akan meningkat 1.1 hingga 6.4 °C(2.0 hingga 11.5 °F) antara tahun 1990 dan 2100.[1] Perbedaan angka perkiraan itu disebabkan oleh penggunaan skenario-skenario berbeda mengenai emisi gas-gas rumah kaca pada masa mendatang, serta model-model sensitivitas iklim yang berbeda. Walaupun sebagian besar penelitian terfokus pada periode hingga 2100, pemanasan dan kenaikan muka air laut diperkirakan akan terus berlanjut selama lebih dari seribu tahun walaupun tingkat emisi gas rumah kaca telah stabil.[1] Ini mencerminkan besarnya kapasitas kalor lautan.
Meningkatnya suhu global diperkirakan akan menyebabkan perubahan-perubahan yang lain seperti naiknya permukaan air laut, meningkatnya intensitas fenomena cuaca yang ekstrem,[2] serta perubahan jumlah dan pola presipitasi. Akibat-akibat pemanasan global yang lain adalah terpengaruhnya hasil pertanian, hilangnya gletser, dan punahnya berbagai jenis hewan.
Beberapa hal yang masih diragukan para ilmuwan adalah mengenai jumlah pemanasan yang diperkirakan akan terjadi pada masa depan, dan bagaimana pemanasan serta perubahan-perubahan yang terjadi tersebut akan bervariasi dari satu daerah ke daerah yang lain. Hingga saat ini masih terjadi perdebatan politik dan publik di dunia mengenai apa, jika ada, tindakan yang harus dilakukan untuk mengurangi atau membalikkan pemanasan lebih lanjut atau untuk beradaptasi terhadap konsekuensi-konsekuensi yang ada. Sebagian besar pemerintahan negara-negara di dunia telah menandatangani dan meratifikasi Protokol Kyoto, yang mengarah pada pengurangan emisi gas-gas rumah kaca.